Senin, 22 Desember 2025

Demokrasi di Indonesia seperti Demokrasi Zombi, Jalan Tapi Tanpa Ruh

Photo Author
- Sabtu, 30 Desember 2023 | 21:05 WIB
Abdul Mu'ti
Abdul Mu'ti

GRAHAMEDIA.ID - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyebut demokrasi di Indonesia adalah demokrasi zombi. Yaitu suatu proses demokrasi yang berjalan sesuai mekanisme yang ada tapi tidak memiliki ruh.

"Jadi demokrasi kita sekarang seperti demokrasi zombi, yang dia berjalan tanpa ruh. Dia berjalan karena itu mekanisme yang ada, tetapi ruhnya tidak ada,” kata Mu’ti pada (28/12) di Jakarta.

Meski sudah enam kali melaksanakan Pemilihan Umum untuk Presiden dan Wakil Presiden. Tapi nilai substansial dari demokrasi di Indonesia masih belum ada. Pemilu seakan berjalan secara mekanik, tidak memiliki ruh. Proses demokrasi tidak semakin maju, malah yang terjadi justru mengalami kemunduran.

Oleh karena itu, Abdul Mu’ti berharap supaya media bisa memberikan resonansi yang lebih substantif kepada khalayak. Tidak lagi berkutat pada pemberitaan hasil-hasil survei saja, sebab menurutnya itu terlalu monoton.

Baca Juga: Konsolidasi Relawan Patroli Siber Siap Sikat Hoax Pemilu, Pengawasan Konten di Internet Perlu Kontribusi Masyarakat

Khususnya untuk menjangkau generasi muda, menurutnya perlu ada kemasan informasi atau berita secara ringan dan berbumbu jenaka. Terkait itu, Abdul Mu’ti menyinggung trend roasting yang dilakukan oleh comika kepada publik figure, termasuk politisi.

“Sebenarnya kita juga mengharapkan sesuatu yang ringan-ringan dari politik yang itu bisa membawa pesan bahwa siapapun yang menang Indonesia harus menjadi pemenang utamanya, kira-kira begitu,” imbuhnya.

Pemilu harus bisa ditampilkan sebagai suatu even yang menyenangkan dan menggembirakan, bukan menakutkan.Pesan-pesan kegembiraan yang ada di proses Pemilu diharapkan mampu menarik perhatian generasi muda.

Kepentingan generasi ini harus diakomodir dalam Pemilu, sebab tidak sepenuhnya benar bahwa mereka itu tidak serius untuk hal-hal ini.

"Tapi ternyata pandangan kita itu bahwa mereka itu tidak serius, itu ternyata keliru. Mereka itu serisu juga tetapi menyeriusinya dengan cara mereka. Ini yang menurut saya perlu kita bangun, karena mayoritas pemilih terbesar itu kan mayoritas mereka-mereka ini,” ungkap Abdul Mu’ti.

Abdul Mu’ti juga berpesan supaya memandang jabatan secara biasa-biasa saja. Naik dan turunnya pejabat juga dianggap sebagai hal yang biasa. Jangan sampai ada sakralitas dan mistifikasi jabatan dan pejabat. *

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sugie R

Sumber: muhammadiyah.or.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

 Jawa Tengah Siap Sambut Nataru, Inilah Kesiapannya

Minggu, 21 Desember 2025 | 16:40 WIB

Terpopuler

X