Senin, 22 Desember 2025

Melalui Naskah Lakon "Manitis", Verry Khoerul Mizan Menangi Kendal Lakon Award 2024. Hadiahnya Unik

Photo Author
- Minggu, 27 Oktober 2024 | 19:03 WIB
Penggagas Kendal Lakon Award (KLA) 2024, Heri Condro Santoso memberikan penghargaan kepada pemenang di halaman Perpustakaan Kendal pada Minggu (27/10) (Dokumen Panitia KLA 2024)
Penggagas Kendal Lakon Award (KLA) 2024, Heri Condro Santoso memberikan penghargaan kepada pemenang di halaman Perpustakaan Kendal pada Minggu (27/10) (Dokumen Panitia KLA 2024)

Ketua Panitia KLA 2024, Noey Sindhu Praba, mengatakan, gelaran ini memasuki tahun ketiga selepas Kendal Novel Award 2022 dan Kendal Puisi Award 2023. Upaya ini merupakan salah satu jalan 'merawat' yang dikerjakan oleh beberapa komunitas dan siapa saja yang berkenan turut terlibat.

Lomba ini bertujuan untuk menciptakan ruang kreativitas bagi pelaku sastra khususnya penulis naskah lakon. Kita ketahui, di Kabupaten Kendal banyak pelaku, aktivis, hingga kelompok teater. Namun, masih minim naskah lakon/drama bertema lokalitas Kendal.

“Untuk itu, melalui lomba ini, harapannya, semakin memperkaya naskah lakon bertema Kendal sekaligus memotivasi para penulis naskah untuk terus berkarya,” ujar pegiat teater Atmosfer Kendal ini.

Menurut Sindhu, gelaran tahun ini memasuki tahun ketiga selepas Kendal Novel Award 2022 dan Kendal Puisi Award 2023. Tentu setiap tahun kami berbenah di sana-sini, sambil tentunya kami membuka lebar bagi siapa saja yang ingin terlibat, jadi tidak hanya sebagai peserta saja, kelak siapa pun akan turut mewarisi pekerjaan yang disengkuyung bersama ini.

Sindhu mengungkapkan, pada tahun ini didapati 10 peserta (penulis) yang mengirimkan naskah lakonnya dalam KLA 2024. Ada 2 peserta yang mengirim lebih dari 1 lakon, yakni mengirim 3 lakon dan satunya mengirim 2 lakon. Asal Peserta/Sebaran Peserta dari Berbagai Kecamatan di Kendal yakni Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Brangsong, Kecamatan Cepiring, Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Kangkung, Kecamatan Kota Kendal, dan Kecamatan Singorojo.


Menurut Sindhu, sayembara menulis naskah lakon terbuka untuk warga atau berdomisili di Kabupaten Kendal. Tema dalam lomba ini, merujuk/bersumber pada: pertama, lokalitas sosial-budaya di Kabupaten Kendal; kedua, legenda, sastra lisan, mitos, dan artefak Kendal; dan ketiga, peristiwa sejarah, tragedi kemanusiaan yang pernah terjadi di Kendal.

KLA 2024 ini merupakan hajatan gotong royong sastra ketiga yang digelar dengan melibatkan sejumlah komunitas dan individu yang peduli dengan kehidupan seni di Kendal. Sebelumnya, tahun 2022 telah digelar sayembara novel, dan tahun 2023, sayembara manuskrip puisi. Direncanakan, tahun depan adalah sayembara penulisan cerita pendek (cerpen) bertajuk Kendal Cerpen Award 2025.

Ikhtiar Meningkatkan Ekosistem Kesenian

Sementara itu, Heri Condro Santoso, salah satu penggagas yang juga pegiat KLM Boja menambahkan, gelaran ini semakin meningkatkan ekosistem kreatif di Kendal, khususnya di bidang seni. Mengingat, sejauh ini, belum terlalu banyak lomba sastra untuk masyarakat umum yang diselenggarakan oleh pihak swasta di bidang seni di wilayah Kendal.

“Artinya, terlepas dari bahwa peserta lomba belum begitu banyak, tapi setidaknya ini semakin menggairahkan semangat proses kreatif dan ekosistem bagi para penulis,” ujar Heri yang juga pengelola Perpustakaan Ajar.

Menurut Heri, ekosistem yang sehat itu antara lain ditandai dengan: adanya ruang bagi penulis/seniman untuk terus tumbuh berekspresi dan berkarya dengan nyaman; adanya lembaga/ komunitas penerbitan yang memproduksi buku dengan genre dan tema beragam; adanya ruang saling sapa antarpenulis/ komunitas/seniman dengan spirit asah-asih-asuh; adanya masyarakat sebagai penikmat sebagai “pasar”; dan infrastruktur penunjang termasuk pemangku kebijakan dari pemerintah maupun swasta.

Dalam konteks menciptakan iklim bersastra, sastrawan/penggiat seyogianya turut berkontribusi menjaga semangat melahirkan penulis-penulis baru. Ini sebagai bagian dari regenerasi penulis.

Pembaca dan calon pembaca juga perlu dibina lewat gerakan literasi. Karena mereka ibarat “pasar”. Pasar penikmat, pembaca, dan pembeli karya.

“Aspek lain yang juga tak kalah penting adalah hadirnya sosok-sosok yang peduli akan pentingnya sastra bagi peradaban. Orang-orang termasuk para pegiat, seniman, donatur, atau siapapun yang berkontribusi pada kegiatan semacam ini ibarat “maesenas” di tengah belum hadirnya negara secara penuh,” tutur penerima SATU Indonesia Awards 2011 ini.

Menurut Heri, cita-cita ini tentunya bukan sesuatu yang mudah. “Namun saya optimistis, tumbuhnya ekosistem kepenulisan dan berkesenian yang sehat di Kendal, bukan sesuatu yang utopis,” tandasnya.

Baca Juga: Manuskrip Puisi “Wanitaku” karya Wahyu Indah Puji Lestari Raih Kendal Puisi Award 2023

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: A Fauzi

Sumber: GRAHAMEDIA.ID

Tags

Artikel Terkait

Terkini

 Jawa Tengah Siap Sambut Nataru, Inilah Kesiapannya

Minggu, 21 Desember 2025 | 16:40 WIB

Terpopuler

X