Senin, 22 Desember 2025

Percepat Penurunan Stunting, PW Fatayat NU Jateng Gelar Orientasi PMBA untuk Kader se-Kabupaten Semarang

Photo Author
- Selasa, 14 Januari 2025 | 21:47 WIB
 Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi kader Fatayat NU dari seluruh kecamatan di Kabupaten Semarang, Jumat 10 Januari 2025 di Rumah Makan Eco, Tuntang, Kabupaten Semarang  (IST)
Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi kader Fatayat NU dari seluruh kecamatan di Kabupaten Semarang, Jumat 10 Januari 2025 di Rumah Makan Eco, Tuntang, Kabupaten Semarang (IST)

GRAHAMEDIA.ID - Dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting, Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat Nahdlatul Ulama Jawa Tengah menggelar Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi kader Fatayat NU dari seluruh kecamatan di Kabupaten Semarang.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat 10 Januari 2025 di Rumah Makan Eco, Tuntang, Kabupaten Semarang dengan mengusung tema "Optimalisasi Peran Kader PMBA dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Semarang."

Wakil Sekretaris PW Fatayat NU Jawa Tengah, Umi Hanik, dalam sambutannya menegaskan bahwa persoalan stunting tidak bisa diselesaikan secara sektoral.

Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor dan keterlibatan aktif dari seluruh elemen masyarakat.

“Kader Fatayat jangan hanya terfokus pada kegiatan keagamaan. Mereka juga harus peka terhadap isu-isu sosial seperti kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta stunting yang menjadi masalah serius bangsa,” ujar Hanik.

Baca Juga: Anggaran Stunting Dinilai Kurang Efisien. Mau Tahu Kenapa? 

Ia menjelaskan, orientasi ini bertujuan untuk membekali kader dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang agar siap melakukan pendampingan serta monitoring terhadap ibu hamil dan balita di wilayah masing-masing.

Salah satu fokus utama adalah pentingnya edukasi tentang ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya akan protein hewani.

“Para kader harus memastikan bahwa ibu hamil dan anak usia di bawah dua tahun mendapatkan asupan gizi yang cukup, terutama protein hewani,” tambah Hanik.

Lebih lanjut, Hanik menekankan bahwa edukasi tentang pencegahan stunting harus dimulai sejak usia remaja.

“Kader Fatayat harus menjadi agen perubahan yang aktif memberikan pemahaman bahwa stunting bisa dicegah sejak dini, bahkan sejak perempuan masih remaja,” kata Hanik

“Gizi yang cukup, pola hidup bersih dan sehat, serta lingkungan yang mendukung akan sangat berpengaruh pada kesiapan seorang perempuan saat memasuki masa kehamilan,” sambungnya.

Baca Juga: Rumah Pelita Kota Semarang, Diapresisasi Wapres Karena Jadi Tempat Penanganan Stunting. Apa Yang Menarik?

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Jawa Tengah masih belum mencapai target penurunan yang diharapkan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M.Syahrul

Sumber: GRAHAMEDIA.ID

Tags

Artikel Terkait

Terkini

 Jawa Tengah Siap Sambut Nataru, Inilah Kesiapannya

Minggu, 21 Desember 2025 | 16:40 WIB

Terpopuler

X