Ia menekankan tidak semua orang mampu mengubah garis kemiskinan begitu saja. Namun melalui pembiayaan dan pemberian beasiswa, anak-anak dari keluarga prasejahtera kini bisa mengakses pendidikan bermutu dan menunjukkan prestasi.
Salah satu siswa, Esa dari Purworejo, anak tunggal dari ibu single parent, telah diterima di IPB jurusan Proteksi Tanaman.
“Sekarang sedang proses daftar KIP biar bisa lanjut kuliah dengan beasiswa,” katanya.
Sementara Daffa Aziz Firmansyah dari Cilacap, paling mencuri perhatian. Lantatan anak seorang petani yang kini sakit stroke, diterima di 14 kampus luar negeri, termasuk University of Sydney, Monash University dan Nanyang Technological University (NTU).
Suwarti, ibu dari Daffa, hanya bisa bersyukur. Berprofesi sebagai petani, Ia tak pernah mengira anaknya dapat terus melanjutkan pendidikan. Bahkan diterima di perguruan tinggi di luar negeri.
Ketua CT Arsa Foundation, Anita Ratnasari Tanjung, menyebut sekolah ini lahir dari semangat memutus rantai kemiskinan.
“Cikal bakal kami dari tsunami. Kami menyekolahkan anak-anak Aceh dan Medan. Tahun 2010 kami mulai dirikan sekolah. Sekarang sudah 147 sekolah dan masjid berdiri. CT Arsa ditunjuk sebagai percontohan sekolah rakyat,” jelasnya. (***)
Artikel Terkait
Baznas Serahkan Rp10 Miliar Kepada PBNU Untuk Beasiswa Pendidikan Tinggi
Peluang Dapat Beasiswa LPDP Bagi Putra-Putri Bangsa Sama. Tidak ada diskriminasi Kampus Swasta Maupun Negeri.
Beasiswa Satu Desa Dua Sarjana Antarkan Maidah Jadi Wisudawan Terbaik STKIP Muhammadiyah Blora
Ingin Daftar Beasiswa LPDP, Begini Tips Dapat LoA dari Kampus Luar Negeri
Tingkatkan Pendidikan Masyarakat, Pemprov Jateng akan Kuliahkan 100 Mahasiswa ke Korea Selatan