GRAHAMEDIA.ID – Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Semarang menggelar diskusi publik bertajuk “Meneguhkan Harmonisasi Masyarakat dengan Narasi yang Menyejukkan: Refleksi Fenomena Politik di Indonesia Era Presiden Prabowo”, Sabtu 13 September 2025.
Acara berlangsung daring lewat Zoom Meeting dan menghadirkan tokoh nasional serta daerah.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, menegaskan pentingnya menjaga stabilitas lokal di tengah hiruk pikuk isu nasional.
Ia mencontohkan, ketika sejumlah daerah menghadapi polemik kenaikan pajak yang menekan masyarakat, pemerintah Kabupaten Semarang memilih kebijakan yang lebih berpihak kepada rakyat.
Baca Juga: Revitaslisasi Benteng Keraton Yogyakarta VS Tahta untuk Rakyat?
“Pembangunan harus tetap berjalan seimbang. Jangan sampai rakyat terbebani kenaikan pajak yang menurunkan daya beli. Fokus kami infrastruktur, pelayanan publik, dan kesejahteraan,” ujar Ngesti.
Ia juga mengingatkan perlunya meredam potensi konflik sejak dini. “Politik seharusnya menyatukan, bukan memecah. Kabupaten Semarang hanya akan maju bila suasana tenteram terjaga,” sambungnya.
Sementara itu, Arief Rosyid Hasan, Ketua Umum PB HMI 2013–2015, menyoroti peran generasi muda dalam menjaga harmoni bangsa.
Ia mengingatkan agar anak muda tidak terjebak polarisasi politik. “Indonesia rumah besar. Anak muda harus membawa energi kolaborasi. Era Presiden Prabowo harus menjadi momentum memperkuat persatuan, bukan sebaliknya,” kata Arief.
Baca Juga: Tebet Eco Park: Ruang Hijau Jakarta yang Jadi Oase Warga Kota
Diskusi yang dipandu Istiyani dan Hasan Maftuh ini berlangsung interaktif. Koordinator Presidium KAHMI Kabupaten Semarang, Nafis Munandar, menekankan komitmen KAHMI menghadirkan forum yang menyejukkan. “Narasi politik kita harus merajut, bukan meretakkan,” ujarnya.
Ketua panitia, M. Didik Nugroho, menyebut kegiatan ini sebagai ikhtiar menjaga iklim sosial-politik agar tetap harmonis.
Dari keseluruhan diskusi, benang merah yang mengemuka adalah kesadaran kolektif bahwa politik dan pembangunan harus berjalan beriringan, dengan narasi sejuk sebagai kuncinya.(*)