“Kegiatan ini adalah bentuk kontribusi dan komitmen FPMI Kabupaten Semarang untuk menjadikan pendidikan inklusif sebagai isu prioritas di lingkungan Kemenag Kabupaten Semarang,” ujarnya.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, yang menjadi pembicara utama, menyatakan dukungannya terhadap penguatan pendidikan inklusif bagi anak disabilitas.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Semarang memberikan perhatian khusus melalui program-program yang memprioritaskan kelompok disabilitas.
“Anak-anak disabilitas, baik di bawah Dinas Pendidikan maupun Kemenag, mendapat dukungan yang sama dari Pemkab Semarang,” kata Ngesti Nugraha.
Baca Juga: Bahrisons Booksellers, Toko Buku Langganan Prabowo di India. Apa Istimewanya?
Ia juga mengungkapkan bahwa Pemkab Semarang siap memberikan bantuan beasiswa bagi siswa disabilitas, bahkan hingga jenjang perguruan tinggi, melalui alokasi APBD.
Selain itu, dukungan anggaran rutin diberikan kepada organisasi seperti PPDI dan NPC.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Semarang, Ta'yinul Birri Bagus Nugroho, menyampaikan harapannya agar semua pihak dapat berkolaborasi mendukung pengembangan ULD Pendidikan.
“Isu disabilitas di Kemenag ini cukup kompleks, mulai dari madrasah, rumah ibadah, hingga layanan calon pengantin. Oleh karena itu, panduan dan pelatihan terkait topik disabilitas perlu disiapkan agar semua pihak dapat berperan lebih optimal,” jelasnya.
Baca Juga: Intip, Inspirasi Material Kusen Jendela yang Berkualitas dan Estetik
Lilik Suryanti dari UIN Salatiga, sebagai salah satu pemateri, menyoroti tantangan madrasah dalam menjadi inklusif.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan madrasah inklusi agar tercipta kolaborasi yang berkesinambungan.
Eka Prastama W, Komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND), yang turut hadir sebagai narasumber, menegaskan bahwa pendidikan inklusif adalah pendidikan non-diskriminatif.
“Madrasah inklusif adalah miniatur masyarakat inklusif. Agama seharusnya hadir secara konkret dengan melayani anak-anak disabilitas, mengurangi angka anak putus sekolah, mendidik berbasis potensi, serta melawan stigma dan diskriminasi,” jelas Eka.
Baca Juga: Tiga Lagi Korban Tewas Tanah Longsor Petungkriyono Pekalongan Ditemukan, Total 25 Orang
Artikel Terkait
Madrasah Terapung di Kampung Tanpa Daratan, Adaptasi Masyarakat Desa Timbulsloko Ditengah Bencana Rob
37 Madrasah Unggulan Punya Kemenag ini Mulai Buka Pendaftaran Peserta Didik. Catat Tanggal Pendaftaran dan Caranya
Daerah Irigasi Gung Tegal dan Perannya dalam Swasembada Pangan Nasional
SPAM Bintang Bano: Optimalkan Air Bendungan untuk Akses Air Minum Aman di Sumbawa Barat
PC PERGUNU Kabupaten Semarang Dorong Restorasi Pendidikan di Era Society 5.0
Kemendikdasmen Luncurkan Rumah Pendidikan untuk Siswa dan Guru, Lihat Manfaat dan Tujuannya?