GRAHAMEDIA.ID - Dalam beberapa dekade mendatang, Indonesia akan menghadapi perubahan signifikan dalam struktur demografisnya.
Setelah menikmati puncak "bonus demografi" pada tahun 2030, Indonesia akan memasuki era di mana proporsi penduduk lanjut usia (lansia) meningkat secara drastis.
Diproyeksikan, jumlah lansia akan mencapai hampir 20 persen dari total populasi pada tahun 2045.
Fenomena ini menuntut persiapan matang, termasuk penyediaan kebutuhan dasar seperti hunian layak yang sesuai dengan karakteristik lansia.
Saat ini, pola tinggal lansia di Indonesia cenderung beragam. Sebagian lansia memilih tetap tinggal di rumah mereka sendiri, sementara yang lain tinggal bersama anak atau kerabat.
Baca Juga: Ini Lho, Kriteria Rumah Ramah Lingkungan. Rumahmu Bagaimana ?
Namun, bagi lansia yang tidak memiliki tempat tinggal tetap, atau yang kondisi ekonominya kurang mendukung, hunian layak menjadi tantangan besar.
Data menunjukkan bahwa 44,98 persen lansia tidak memiliki simpanan atau warisan yang cukup untuk menopang kehidupan mereka.
Kondisi ini memerlukan intervensi, terutama dalam menyediakan pilihan hunian yang terjangkau dan ramah lansia.
Peran Hunian dalam Kehidupan Lansia
Bagi lansia, rumah lebih dari sekadar tempat tinggal. Hunian merupakan pusat kehangatan keluarga, tempat untuk merasa aman, dan ruang untuk tetap aktif secara sosial.
Baca Juga: Tips Cerdas Investasi Rumah Ala Milenial. Biar Untung
Namun, rumah tradisional sering kali tidak memenuhi kebutuhan lansia, baik dari segi desain maupun aksesibilitas.
Misalnya, banyak rumah yang tidak dirancang untuk memudahkan mobilitas atau menyediakan lingkungan aman bagi lansia dengan kondisi kesehatan tertentu.
Selain itu, opsi hunian bagi lansia saat ini sangat terbatas. Panti jompo menjadi pilihan terakhir, tetapi tidak semua lansia nyaman tinggal di sana.