Situasi ini memicu aksi protes yang dipimpin tokoh lokal, memperburuk hubungan antara pemerintah dan masyarakat.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Relokasi membawa dampak luas, mulai dari menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah hingga krisis ekonomi bagi warga. Banyak warga yang bekerja di sektor informal kehilangan penghasilan karena akses ke tempat baru terbatas.
Trauma akibat penggusuran juga menjadi beban psikologis.
Baca Juga: Parade Keroncong: Merawat Tradisi di Hari Jadi Purbalingga
Solusi Berbasis Keadilan
Kasus Kampung Pulo mencerminkan kompleksitas urbanisasi di Jakarta. Pemerintah perlu mengedepankan pendekatan kolaboratif dengan masyarakat.
Dialog terbuka dapat merumuskan solusi yang seimbang antara kebutuhan pembangunan dan hak warga.
Pendekatan holistik dan inklusif diperlukan untuk memastikan program seperti normalisasi sungai tidak hanya berhasil dari sisi teknis, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi semua pihak.
Dengan cara ini, konflik dapat diminimalkan, dan penataan ruang di Jakarta menjadi lebih berkelanjutan.(*)
Artikel Terkait
Pesona Prawirotaman: Kampung Bule di Yogyakarta yang Memikat Dunia
Fenomena Kecelakaan di Tanjakan Silayur Semarang Pernah Diteliti Tahun 2021. Apakah Analisanya Masih Relevan?
Kota Tua Ampenan: Melangkah di Antara Jejak Sejarah dan Realita
Diikuti 1.402 Pelari, Kebumen Half Marathon 2024 Eksplorasi Rute Perkotaan dan Pedesaan
Pahargyan Agung dan Kirab Pusaka: Ajang Edukasi Kebudayaan di Hari Jadi Kabupaten Purbalingga