GRAHAMEDIA.ID - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mendesak pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI melakukan mitigasi dan pengawasan khusus kepada kelompok paling berisiko terhadap penularan penyakit cacar monyet (monkey pox).
Hal itu dikatakan Kurniasih merespon laporan resmi mengenai kasus cacar monyet yang mengalami peningkatan di Jakarta.
"Sebelum kasus masuk dan saat kasus pertama terkonfirmasi saya sudah berulang kali mengingatkan tentang tata laksana dan mitigasi serta pengawasan ke kelompok paling berisiko," kata Kurniasih.
"Sekarang jumlahnya terus meningkat, maka perlu ada yang dievaluasi apakah tata laksana dan mitigasinya sudah dilakukan?" ungkap Kurniasih dalam keterangan tertulis, Kamis 26 Oktober 2023.
Baca Juga: Presiden Jokowi Cek Harga Sembako di Palembang, Harga Cabai Naik 100 Persen
Ia berharap, persebaran kasus cacar monyet di Indonesia tidak menular lebih banyak.
Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan RI hingga Rabu 25 Oktober 2023, saat ini di DKI Jakarta terkonfirmasi 15 kasus cacar monyet.
Kurniasih menyampaikan, sejak kasus ini merebak dan belum masuk Indonesia, dirinya sebenarnya sudah mengingatkan pemerintah agar menyiapkan diri membuat tata laksana penanganan cacar monyet.
"Harapannya, kta tidak kaget seperti saat menghadapi Covid-19," ucapnya.
Kurniasih mengatakan, Indonesia sudah berpengalaman dalam penanganan Covid-19.
Baca Juga: Busi Cadangan, Wajib Dibawa Berkendara Saat Melintas di Jalan Banjir atau Tergenang
Upaya yang pernah diambil saat itu, antara lain tracing kontak erat, isolasi pasien terkonfirmasi, melakukan tes dan mulai memperbanyak vaksinasi.
Upaya yang pernah dilakukan tersebut, lanjutnya, bisa dilakukan untuk menangani kasus cacar monyet secara lebih terprogram.
"Secara umum sama dengan tindakan yang kita lakukan saat Covid-19. Seharusnya kita jauh lebih siap. Plus tambahan satu awasi dengan erat kelompok paling berisiko," tegasnya.
Baca Juga: Pria Keturunan India Ramal Mahfud MD: Pokoknya Bapak Harus ke Jakarta...
Mengutip studi dari New England Journal of Medicine 21 Juli 203, terdapat 528 infeksi yang dikonfirmasi antara 27 April hingga 24 Juni 2022.
Jumlah kasus itu didominasi 98 persen penderita adalah laki-laki gay atau biseksual, dan 95 persen telah tertular penyakit melalui aktivitas seksual.
WHO juga mengeluarkan pernyataan bahwa pria yang berhubungan seks dengan pria adalah kelompok yang paling berisiko terinfeksi saat ini.
Artikel Terkait
Belum Ada Kasus Virus Nipah di Indonesia, Pemerintah Tingkatkan Kewaspadaan
Apa itu Penyakit Virus Nipah? Bagaimana Seseorang Dapat Tertular Penyakit Virus Nipah? Berikut Penjelasannya
Jika Saya Mengalami Gejala Penyakit Virus Nipah, Apa yang Harus Saya Lakukan? Simak Baik-baik Penjelasan ini
DPR Minta Pemerintah Waspada Terhadap Pendatang Dari Negara Terjangkit Virus Nipah
Muhammadiyah Siap Kirim Tenaga Kemanusiaan dan Bangun Rumah Sakit Lapangan di Gaza Palestina