GRAHAMEDIA.ID - Laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang pada 2023, tumbuh 5,79 persen, tertinggi se-Jawa Tengah. Jumlah itu meningkat dibandingkan 2022 lalu yang tercatat 5,73 persen.
Hal itu disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang Fachruddin Tri Ubajani sebagaimana dilansir dari laman Jatengprov pada Sabtu, 9 Meret 2024.
Menurutnya, besaran tersebut menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang sangat bagus.
Fachruddin menyampaikan, sektor yang mempengaruhi meningkatnya laju pertumbuhan Kota Semarang dominan dari sektor industri, konstruksi, dan perdagangan.
“Itu tiga besar sektor yang menguasai pertumbuhan ekonomi Semarang hingga mencapai 5,79 persen,” jelasnya.
Fachruddin menyebut, dengan angka tersebut, pertumbuhan ekonomi Kota Semarang menjadi yang paling tinggi di Jawa Tengah.
“Stabilitas ekonomi masyarakat Semarang termasuk bagus, artinya pertumbuhan ekonomi itu kan menggambarkan produksi barang dan jasa di Kota Semarang,” bebernya.
Baca Juga: Digitalisasi Dinilai Menjadi Andalan Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru
Ditambahkan, tak hanya laju pertumbuhan ekonomi yang dinilai bagus, angka Inflasi di Kota Semarang secara year on year (YoY) mencapai 2,45 persen, atau masih lebih rendah dari inflasi nasional.
Penyumbang inflasi karena kenaikan harga beras, terlebih saat jelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. Selain beras, daging, telur dan cabai. Ada pula penyumbang dominan di sektor transportasi, seperti kereta api, pesawat, dan sebagainya
“Menjelang Ramadan, belajar dari pengalaman, memang beras masih akan faktor dominan (penyumbang inflasi-red) sampai bulan April. Di High Level Meeting kemarin juga saya sampaikan, ketika Ramadan dan Idulfitri, komoditas makanan jelas akan memberikan dampak inflasi,” kata Fachruddin.
Fachruddin mengapresiasi Pemerintah Kota Semarang yang telah memulai langkah antisipasi lebih awal. Antara lain dengan program Pak Rahman, Kios Pandawa, Urban Farming, dan sebagainya.
“Pak Rahman menekan harga kebutuhan pangan agar lebih murah. Ketika komoditas naik seperti harga beras, ternyata di Semarang tidak hancur-hancuran (harganya-red). Padahal daerah penyangga seperti Demak dan Grobogan mengalami banjir, namun dengan Pak Rahman dan kerja sama BUMP serta Bank Indonesia dengan Kios Pandawa membuat kenaikan harga beras tidak jor-joran,” paparnya.
Baca Juga: Ekonomi Jateng Tumbuh 4,98%, Inilah Empat Lapangan Usaha yang Berkontribusi
Artikel Terkait
Pembangunan Gedung dan Infrastruktur Masif, Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Tumbuh 4,92 Persen
Ekonomi Jateng Tumbuh 4,98%, Inilah Empat Lapangan Usaha yang Berkontribusi
Stimulus Pemerintah di sektor Perumahan Dinilai Berkontribusi Dalam Pertumbuhan Ekonomi 2023
Digitalisasi Dinilai Menjadi Andalan Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru
Menparekraf Dorong Pengembangan Potensi EKonomi Kreatif Lewat KaTa Kreatif