GRAHAMEDIA.ID - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) jilid 2, guna merespon cepat atas rentetan kejadian bencana hidrometeorologi di sepanjang Pantura Jawa Tengah.
Sebelumnya operasi TMC ini dilakukan untuk penanganan banjir besar di Demak pada satu bulan yang lalu demi mengurangi tingkat curah hujan di wilayah hulu maupun hilir.
Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat (DSDD) BNPB, Agus Riyanto mengatakan BNPB telah berkoordinasi dengan BMKG serta lintas kementerian dan lembaga lainnya.
Dari hasil koordinasi ini maka diputuskan untuk kembali melakukan operasi TMC yang rencananya akan dimulai besok Sabtu (16/3) hingga Rabu (20/3) mendatang.
“Bapak Kepala BNPB telah berkoordinasi dengan Ibu Kepala BMKG. Pada dasarnya dengan melihat potensi prakiraan cuaca dan masifnya dampak bencana, maka diputuskan akan dilaksanakan TMC di area Pantura Jawa Tengah,” jelas Agus sebagaimana dilansir dari laman BNPB pada Sabtu, 16 Maret 2024.
Agus menambahkan, operasi TMC ini akan dilakukan pada cakupan area yang lebih luas dari operasi yang pertama.
Hal itu dilakukan dengan melihat area terdampak bencana yang lebih besar dan adanya potensi risiko yang lebih masif.
“Areanya kita perluas. Karena ini dampaknya lebih besar dari yang kemarin. Mencakup Pekalongan, Grobogan, Demak juga,” jelas Agus.
Adapun tantangan yang ada di depan mata dalam penanganan banjir, khususnya di Semarang Raya ini adalah selain kiriman dari hulu, wilayah perairan Laut Jawa di utara Kota Semarang juga mengalami kenaikan muka air laut yang dapat memicu gelombang tinggi.
Namun, Agus optimis dengan segala ikhtiar yang dilakukan oleh seluruh pihak, maka penanganan bencana hidrometeorologi ini dapat segera diatasi dengan baik dan sesegera mungkin.
“Tantangannya adalah air dari hulu terus datang, namun air lautnya juga naik dan gelombang pasang. Ini yang harus kita antisipasi,” pungkas Agus.
Sebagaimana diketahui, sejumlah wilayah Kabupaten/Kota di Pantura Jawa Tengah terdampak bencana hidrometeorologi basah akibat cuaca ekstrem.
Cuaca ekstrem yang ditandai dengan intensitas curah hujan tinggi disertai petir dan angin kencang sebelumnya termonitor dari satelit klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak kemarin, Rabu (13/3).
Artikel Terkait
Banjir Grobogan Rendam 2.662 Rumah dan 56 hekter Area Persawahan
Evakuasi Banjir Demak Terkendala Cuaca, Banjir Masih Merendam Rumah Warga
Kurangi Potensi Dampak Banjir Demak, BNPB Lakukan Teknologi Modifikasi Cuaca
Pasangan Kekasih Difabel Terseret Arus Banjir Sungai Kedungbulus. Begini Endingnya
Cuaca Ekstrem, Enam Daerah di Jateng Dilanda Banjir. Dimana Saja?
Banjir Kepung Kota Semarang, Tim SAR Ungsikan Ratusan Warga
Antisipasi Banjir, Pemprov Jateng Upayakan Rekayasa Cuaca