GRAHAMEDIA.ID – Inovasi pertanian berbasis teknologi mulai diterapkan di Kecamatan Kejobong, Purbalingga.
Dalam acara Sambang Tani Kecamatan Kejobong yang digelar di Balai Desa Pangempon, Kamis 3 Oktober 2024, para petani diperkenalkan dengan sistem pertanian modern yang memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT).
Salah satu teknologi yang dipamerkan adalah drip irrigation (irigasi tetes) yang memungkinkan penyemprotan otomatis ke tanaman dengan kontrol jarak jauh.
Baca Juga: Mengapa Stabilitas Harga Penting untuk Keuangan Keluarga?
Menurut Dwiky, seorang pemuda tani dari Desa Kedarpan, sistem irigasi tetes ini dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pengairan, penyemprotan fungisida, hingga pupuk dan insektisida.
Semua itu bisa diatur ritmenya secara otomatis, bahkan dari luar kota menggunakan smartphone.
Sistem ini juga dilengkapi dengan sensor untuk memantau suhu, kelembaban, dan keasaman tanah.
Meskipun teknologi ini masih digunakan secara terbatas, Dwiky menjelaskan bahwa penggunaan IoT pada irigasi tetes sangat cocok untuk efisiensi pertanian, terutama di lahan yang sulit air seperti Kejobong.
"Untuk alatnya memang semakin luas lahan, biaya akan semakin mahal, namun microcontroller yang mengatur sistem ini relatif murah, hanya sekitar Rp35 ribu," ungkapnya.
Mukodam, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Purbalingga, mengapresiasi langkah inovatif ini.
Ia berharap pemuda tani dapat menjadi pelopor modernisasi pertanian, yang tidak hanya efisien tetapi juga menarik bagi generasi muda.
"Petani kini bisa lebih keren, bisa mengontrol pertaniannya sambil jalan-jalan," ujarnya dengan semangat.
Artikel Terkait
Kementerian PUPR Akan Bangun 20 Sabo Dam di Pulau Ternate untuk Atasi Banjir
Mengenal Lebih Dekat Pagar Expanded. Inilah Keunggulannya
Ini Lho Keuntungan Penerapan Desain Rumah Tanah Miring Ke Samping
Kenali Fungsi Besi Beton dan Jenis-Jenisnya
Cara Cerdas Membuat Dekorasi Balkon Minimalis