Prosentase itu mengalami penurunan dibandingkan pada Februari 2024 sebesar 4,39 persen.
Penurunan TPT tersebut merupakan hasil dari masuknya investasi di Jawa Tengah melalui beberapa kawasan industri, termasuk Kawasan Industri Kendal yang merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
"TPT sudah turun dan sudah luar biasa untuk wilayah kita. Ini bagus sekali, ini akan kita genjot," katanya.
Baca Juga: Realisasi Investasi Jateng Kuartal I-2025 Serap 97.550 Tenaga Kerja
Apalagi, Luthfi menyatakan, dalam RPJMD Jawa Tengah telah diarahkan sebagai lumbung pangan dan industri nasional. Keberhasilan masuknya investasi itu juga menandakan bahwa di samping swasembada pangan, Jawa Tengah juga tidak meninggalkan industri.
"Maka yang kita perlukan adalah investasi yang datang dari luar dan dalam negeri, maka harus kita genjot,” ucapnya.
Dibeberkan dia, iklim Investasi ini sudah dipermudah melalui perizinan, kawasan industri khusus, jaminan keamanan, ketertiban, juga pemenuhan sumber daya manusia.
Terkait pemenuhan sumber daya manusia, Pemprov Jateng sudah memiliki beberapa program. Di antaranya dengan menghubungkan perusahaan dengan sekolah vokasi, universitas, dan Balai Latihan Kerja (BLK).
Dukungan lain adalah mendorong perusahaan untuk memberikan kebutuhan dan kesejahteraan bagi para pekerjanya, seperti day care, perumahan, transportasi, termasuk koperasi yang menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. (***)
Artikel Terkait
Investasi di Jateng Capai Rp77.02 Triliun, Inilah Sektor Yang Banyak Menyerap Tenaga Kerja
Hingga Medio 2024, Serapan Tenaga Kerja Padat Karya Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR Diklaim Capai 51.964 Orang
Diresmikan Presiden Jokowi, Kawasan Industri Terpadu Batang Bakal Serap Tenaga Kerja
Investasi Jateng pada 2024 Capai Rp 88,44 triliun, Serap 409.338 orang Tenaga Kerja
Siap-Siap, Pabrik di Pati Bakal Serap 12.000 Tenaga Kerja pada 2026