GRAHAMEDIA.ID - Ketua PP Muhammadiyah Haedar NAshir berharap anatar elit bangsa dan rakyat bisa semakin dewasa. Khususnya dalam pendewasaan melalui pendalaman terhadap dasar-dasar kebangsaan dan kenegaraan, yaitu Pancasila, Agama, dan Budi Luhur Bangsa.
Dalam konteks Pemilu, menurut Haedar Nashir Sejak merdeka, Indonesia telah menyelenggarakan enam kali pemilu untuk memilih presiden. Rentang masa yang panjang itu seharusnya selaras dengan pendewasaan.
Sementara itu, kepada kontestan Pemilu 2024, Haedar menitip pesan agar Seluruh kontestan Pemilu agar mendalami, menghayati, serta mampu menerjemahkan fondasi atau dasar-dasar negara.
"Sebab jika para kontestan memahaminya tentu akan mengurangi potensi terjadinya distorsi fondasi kebangsaan dan kenegaraan," pinta Haedar saat menggelar Media Gathering di Kantor PP Muhammadiyah di Jakarta Menjelang tutup tahun 2023.
Baca Juga: Demokrasi di Indonesia seperti Demokrasi Zombi, Jalan Tapi Tanpa Ruh
Setelah memahaminya, lanjut Haedar diharapkan menjadi substansial tidak sebatas permukaan. Sebab dari Paslon ketiga yang berkontestasi di Pemilu 2024 diantaranya akan menjadi Presiden dari 270 juta jiwa penduduk Indonesia.
“Kalau Debat Capres-cawapres menjadi cerdas cermat, akan betapa dangkalnya kita. Padahal dari ketiga calon itu akan menjadi pemimpin,” tegasnya Haedar.
Debat Capres-cawapres, sebenarnya harus digunakan untuk melihat mencermati bagaimana cara calon melihat Indonesia. Serta memahami dasar-dasar berbangsa dan bernegara dengan baik sesuai dengan keinginan yang ditetapkan oleh para pendahulunya. Bukan hanya sekedara urusan menang dan kalah. *