“Apakah di dalam wudhu ada berlebih-lebihan?” tanya Sa’ad.
“Ya, walau pun engkau sedang berada berada di sungai yang mengalir,” jawab Nabi.
Baca Juga: Jihad Ekologi, Santri Harus Semakin Peduli Masalah Lingkungan dan Kelestarian Alam
Melalui hadits riwayat Ibnu Majah dan Ahmad ini, Nabi menasihati sahabatnya (dan umat Islam) agar hemat dalam menggunakan air.
Karena, air merupakan salah satu kekayaan alam yang paling penting dalam kehidupan manusia.
Selain air, penggunaan listrik, minyak, dan energi lainnya juga harus dihemat, tidak berlebih-lebihan.
Dalam upaya menjaga lingkungan, Nabi Muhammad juga menganjurkan umatnya untuk menanam tumbuh-tumbuhan di lahan-lahan yang sekiranya kosong.
Baca Juga: Menghadirkan Konsep Eco Living Di Rumah. Bikin Hidupmu Hemat dan Ramah Lingkungan
Kata Nabi, seseorang yang menanam pohon akan mendapatkan pahala seperti orang yang bersedekah. Ia akan mendapatkan pahalanya sepanjang tanaman tersebut memberikan manfaat atau dimanfaatkan orang yang hidup di sekitarnya.
Mengidupkan tanah mati. Nabi menyerukan kepada para sahabatnya untuk menghidupkan tanah-tanah yang tidak dikelola.
Beliau tidak membiarkan ada lahan sejengkal pun di wilayah kekuasaan umat Islam yang mati atau tidak dikelola.
Mengapa? Karena siapapun yang memakan hasilnya itu –baik manusia atau pun hewan- maka yang menaman atau menabur akan mendapatkan pahala sedekah.
Baca Juga: Membangun Konektivitas Dengan Semen Ramah Lingkungan. Kenali Jenis dan Rekomendasi Penggunaannya
Artikel Terkait
Keunggulan dan Kekurangan Kipas Angin Sebagai Pendingin Udara. Ramah Lingkungan Hingga Bisa Mengusir Nyamuk
Biar Dapur Rumah Lebih Ramah Lingkungan, 6 Cara ini Bisa Kamu Coba
Cara Membasmi Kecoa Di Kamar Mandi Secara Efektif Dan Mudah
9 Cara Menghemat Energi Listrik Dirumah
4 Langkah Merenovasi Fasad Rumah Minimalis yang Menawan