berita

Untuk Mengurangi Kendaraan Pribadi, Pakar Transportasi Dorong Angkutan Permukiman di Jabodetabek Diperbanyak

Minggu, 28 Januari 2024 | 10:50 WIB
Angkutan umum perlu diperbanyak di kawasan permukiman jabodetabek (Djoko Setijowarno)

GRAHAMEDIA.ID - Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno mendorong agar memperbanyak angkutan umum ke pemukiman warga.

Sebab, Pengembangan atau peningkatan layanan angkutan umum ke pemukiman warga merupakan kata kunci mengalihkan penggunan kendaraan pribadi menggunakan angkutan umum.

Di Jabodetabek, penggunaan angkutan umum ditarget mencapai 60 persen di tahun 2029.

Sejak diluncurkan tahun 2017, JR Connexion (JRC) telah melayani 23 permukiman di kawasan Bodetabek.

Saat ini, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan berencana menyediakan bus JR Connexion di 117 titik kawasan permukiman di Jabodetabek.

Tahun ini ditargetkan ada 40 titik yang terlayani (Kompas, 27 Januari 2024). Sejumlah operator bus turut serta, seperti Perum Damri, PT Eka Sari Lorena Transport, PT Sinar Jaya, PT Transportasi Jakarta, PT Royal Wisata Nusantara, Alfa Omega Sehati.

Menurut Djoko, mengubah citra pengguna angkutan umum, dari yang dianggap untuk kaum menengah ke bawah menjadi pilihan utama masyarakat semua kalangan.

Baca Juga: Tangki Septik Komunal, Solusi Sanitasi Sehat di Permukiman Padat Penduduk

Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ), ada delapan hal yang harus dibangun BPTJ dalam penyelenggaraan transportasi di Jabodetabek.

Pertama, penggunaan angkutan umum harus mencapai 60 persen dari total pergerakan orang. Kedua, waktu tempuh maksimal angkutan umum dari tempat asal ke tujuan adalah 1 jam 30 menit saat jam sibuk.

Ketiga, kecepatan minimal angkutan umum pada jam sibuk adalah 30 kilometer per jam. Keempat, layanan angkutan umum mencapai 80 persen dari total panjang jalan.

Selanjutnya kelima, akses jalan kaki maksimal menuju angkutan umum adalah 500 meter.

Kemudian keenam, adanya jaringan transportasi pengumpan (feeder) di setiap daerah, yang terintegrasi dengan jaringan utama melalui satu simpul transportasi perkotaan.

Ketujuh, simpul transportasi memiliki fasilitas jalan kaki dan parkir, dengan jarak maksimal perpindahan antarmoda berada di angka 500 meter.

Halaman:

Tags

Terkini

 Jawa Tengah Siap Sambut Nataru, Inilah Kesiapannya

Minggu, 21 Desember 2025 | 16:40 WIB