Fasilitas publik sama pentingnya dengan transportasi publik karena mendukung aktivitas sehari-hari. Fasilitas publik seperti rumah sakit, sekolah, dan pusat perbelanjaan sangat penting bagi kenyamanan hidup penghuni perumahan.
Maka dari itu, para ahli menyarankan perumahan sebaiknya tidak dibangun di kawasan yang minim fasilitas publik bisa menyulitkan penghuni. Mulai dari sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan hingga akses pendidikan yang jauh. Umumnya semakin berkembang suatu wilayah diikuti pula kesediaan fasilitas publik karena semakin banyak orang tertarik tinggal di daerah tersebut.
6. Area Sulit Akses dan Rute Terbatas
Bukan hanya fasilitas, perumahan dengan akses dan rute yang terbatas juga tidak disarankan untuk dipilih. Hunian tanpa adanya akses, seperti jalan raya dan jalan tol membuat penghuni akan kesulitan ketika melakukan kegiatan mobile.
Akses jalan yang baik dan rute transportasi yang mudah untuk mencapai perumahan, terutama bagi keperluan darurat. Misalnya saat terjadi peristiwa tak terduga seperti kebakaran maka damkar tidak sulit mencapai sumber kebakaran di perumahan karena lebar jalan perumahan dan akses yang mudah.
Jika perumahan dibangun di area yang sulit diakses mobil darurat akan terkendala masuk karena memakan waktu untuk mencapai lokasi kebakaran. Hal ini juga menyulitkan penghuni untuk bepergian sehari-hari.
7. Lingkungan Rawan Kriminalitas
Sama halnya dengan lahan yang rawan bencana, perumahan yang dibangun di lingkungan dengan tingkat kriminalitas tinggi juga merugikan dan membahayakan keselamatan. Faktor-faktor yang dapat membuat sebuah lokasi menjadi rawan kriminalitas salah satunya kurang pengawasan dan sistem keamanan yang terbilang tidak begitu ketat.
Lingkungan rawan kriminalitas bisa mempengaruhi ketenangan dan rasa aman penghuni, termasuk potensi kerugian material yang besar. Penghuni bisa merasa cemas saat beristirahat atau beraktivitas di lingkungan perumahan karena khawatir harta bendanya hilang atau terjadi tindakan kejahatan lainnya.
8. Terdampak Bising dan Polusi
Lingkungan dengan polusi suara dan polusi udara tinggi mampu memperburuk kualitas hidup, terutama bagi kesehatan penghuni. Polusi udara dapat menimbulkan resiko penyakit pernapasan seperti asma, serangan jantung, paru-paru basah, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan sebagainya.
Efek jangka panjang jika perumahan dibangun di lokasi yang dekat dengan area bising, seperti bandara atau kawasan industri juga memiliki potensi risiko kesehatan dari polusi udara. Bising dan polusi bisa pula mempengaruhi kesehatan mental seperti peningkatan stres dan cemas.
Inilah mengapa penting untuk memilih perumahan dengan lingkungan yang bersih, rapi dan memiliki pengelolaan sampah di perumahan. Manajemen pengelolaan sampah di perumahan mampu meminimalisir penumpukan sampah sekaligus menjaga lingkungan tetap bersih.
Baca Juga: Urgensi Penambahan Ruang Terbuka Hijau di Indonesia untuk Mengatasi Polusi
9. Area dengan Akses Internet Minim
Artikel Terkait
Revisi UU Perumahan dan Permukiman 2024: Solusi Bagi Penyediaan Hunian Layak di Indonesia
Inilah Alasan Mengapa Backlog Perumahan di Indonesia Masih Tinggi
Protes Kebijakan Tapera: Beban Baru atau Solusi Perumahan?
Mempertimbangkan Posisi Rumah Sebelum Membeli Perumahan. Biar Lebih Homey
Developer Didorong Lakukan Sertifikasi dan Registrasi Pengembang Perumahan