Rumah Minimalis Berasal Dari Gaya Hidup Minimalis, Fungsi Lebih Penting Dibanding Estetika

Cara pandang ini menciptakan keyakinan bahwa, hal sederhana dapat lebih membuat bersyukur dan mengapresiasi hal sederhana.

Prinsip hidup ini kemudian merambah pada preferensi gaya hunian, ketika fungsi tiap ruang, bentuk, dan ornamen bangunan akan dieliminasi jika dirasa tidak diperlukan.

Baca Juga: Krisdayanti Soroti Kasus AP, Gadis Remaja di Madiun Korban Pemerkosaan 3 Anggota Keluarga Kandung

Prinsip minimalis memiliki konsep berpikir bahwa segala kepemilikan hanya ada karena memang diperlukan.

Maka, ruang-ruang yang ada di dalam rumah, minimalis barang dan hoarding culture, semua objek bermakna, semua objek berfungsi, semua tampak rapi dan warna dominan terang dengan fungsi ruang yang maksimal.

Ruang-ruang dalam rumah minimalis biasanya memilih warna putih karena warna ini mencerminkan kebersihan dan terang.

Penggunaan sekat sebagai pembagi ruang dalam bentuk yang solid, seperti dinding batu bata, hanya dibutuhkan untuk ruang privat dan semi-privat saja.

Baca Juga: Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie Pernah Buat Buku Oligarki dan Totalitarianisme Baru. Apa Isinya?

Selain itu, ruang dengan fungsi-fungsi yang berbeda bisa digabung atau satu ruang yang memiliki dua fungsi yang bisa difungsikan bersama.

Rumah minimalis akan mengajak penghuninya untuk efektif dalam memilih barang yang akan ditata, hal ini tentu akan mengurangi gaya konsumtif untuk selalu berbenah mengisi rumah dengan segala perabot yang menyesakkan ruang.

Rumah minimalis akan meminimalkan perawatan rumah, baik dari sisi atap, dinding, ruang terbuka maupun bagian rumah yang lain.

Rumah minimalis yang mengedepankan bukan sekedar tampilan arsitektur, akan menghadirkan efektifitas gaya hidup untuk semakin produktif menghasilkan hal lain yang positif.***