Namun, di balik pilihan ini, terdapat perdebatan tentang bagaimana dampaknya terhadap masa depan finansial mereka.
Baca Juga: 4 Contoh Urban Farming, Solusi Masalah Ketahanan Pangan di Era Perubahan Iklim
Bagi sebagian orang, memiliki rumah dianggap sebagai investasi yang menguntungkan.
Tetapi, dengan harga rumah yang terus naik dan regulasi yang belum cukup mendukung, banyak Gen Z merasa sulit untuk mencapai mimpi tersebut.
Pemerintah Perlu Bertindak
Lonjakan harga rumah tak lepas dari masalah pembangunan yang tidak merata dan spekulasi properti.
Banyak rumah yang dimiliki lebih dari satu oleh generasi sebelumnya, yang justru meningkatkan harga pasaran. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 7,82 persen rumah tangga di Indonesia memiliki lebih dari satu rumah (Brilian, 2023).
Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah untuk menekan kenaikan harga rumah.
Baca Juga: Jetisharjo: Wajah Baru Kali Code yang Dulu Kumuh, Kini Menjadi Destinasi Wisata
Beberapa usulan yang diajukan adalah pemerataan pembangunan, penguatan pajak progresif untuk kepemilikan rumah lebih dari satu, serta peningkatan jumlah rumah subsidi.
Selain itu, pemerintah juga bisa menyediakan program bantuan sewa untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan harga rumah bisa lebih terjangkau dan Gen Z dapat lebih mudah memiliki hunian sendiri.
Sampai saat itu tiba, banyak yang masih bertanya-tanya: sewa atau beli rumah?.***
Artikel Terkait
Kontingen Jateng Siap Berlaga di Peparnas 2024, Bidik Juara Umum
5 Ide Membuat Kamar Mandi Yang Cozy Tapi Tidak Perlu Renovasi Besar-besaran
Pemerintah Pastikan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Tanpa Pungutan
SMF Alirkan Dana Rp113,59 Triliun Guna Memastikan Pembiayaan Perumahan Tetap Likuid
Jaringan Pipa Gas Bumi Cisem 2 Mulai Dibangun, Tunjang Distribusi dan Harga Gas Bumi