Senin, 22 Desember 2025

Hari Santri dan Resolusi Jihad NU: Momen Bersejarah yang Menggerakkan Perlawanan Bangsa

Photo Author
- Selasa, 22 Oktober 2024 | 08:24 WIB
Ilustrasi Resolusi Jihad KH Hasyim Asy'ari. (NU Online) (nu online)
Ilustrasi Resolusi Jihad KH Hasyim Asy'ari. (NU Online) (nu online)

Dalam pidato yang dikutip oleh KH Saifuddin Zuhri dalam ''Berangkat dari Pesantren'' (2013), Kiai Hasyim menekankan pentingnya kekuatan militer dan politik untuk merdeka.

Baca Juga: Kabinet Merah Putih Prabowo Bukan yang Tergemuk? Di Indonesia Pernah Ada Kabinet dengan 132 Anggota

Puncak perlawanan terhadap Sekutu terjadi di Surabaya pada 10 November 1945, yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Momen heroik ini tidak terlepas dari pencetusan Resolusi Jihad oleh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.

Resolusi ini menjadi pemicu semangat seluruh elemen bangsa, terutama kaum santri dan ulama, untuk mempertahankan kemerdekaan.

Resolusi Jihad yang dideklarasikan dalam pertemuan NU pada 21-22 Oktober 1945, melibatkan wakil-wakil dari seluruh Jawa dan Madura.

Baca Juga: Kabinet Merah Putih Prabowo Bukan yang Tergemuk? Di Indonesia Pernah Ada Kabinet dengan 132 Anggota

Dalam pertemuan tersebut, KH Hasyim Asy'ari menyerukan bahwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah kewajiban agama (fardhu 'ain) bagi seluruh umat Islam, khususnya yang berada dalam radius 94 kilometer dari lokasi pertempuran.

Resolusi ini menjadi dasar bagi keterlibatan santri dan ulama dalam pertempuran sengit melawan pasukan Sekutu di Surabaya.

Pertempuran di Jawa Tengah: Semarang dan Ambarawa

Semangat jihad yang tercetus melalui Resolusi Jihad tidak hanya berkobar di Surabaya. Di Jawa Tengah, rakyat Semarang juga mengadakan perlawanan serupa saat Sekutu mendarat di ibu kota Jawa Tengah.

Pertempuran ini meluas hingga ke daerah Jatingaleh, Gombel, dan Ambarawa. Laskar Hizbullah dan Sabilillah dari berbagai daerah seperti Parakan ikut bergabung dalam pertempuran tersebut.

Baca Juga: Kabinet Merah Putih Prabowo Bukan yang Tergemuk? Di Indonesia Pernah Ada Kabinet dengan 132 Anggota

KH Saifuddin Zuhri mencatat, sebelum berangkat ke medan perang, laskar dari Parakan terlebih dahulu diberi doa dan ilmu kekebalan oleh Kiai Haji Subchi.

Mereka berbaris dengan bambu runcing, dipersenjatai dengan semangat jihad fi sabilillah dan doa dari para ulama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M.Syahrul

Sumber: NU Online, GRAHAMEDIA.ID

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Melongok Penataan Kawasan Benteng Pendem Ambarawa

Selasa, 10 Juni 2025 | 11:41 WIB

Terpopuler

X