Kalimat "tomikhon" dengan menggunakan "kho" berarti "sombong" sedangkan bila menggunakan "ha" maka berarti "pergi, menjauh, tidak mau, tidak patuh" (al-Munjid: 471).
Dilihat dari makna-makna itu maka dengan huruf "kho" maknanya lebih munasabah dengan maksud pencipta lagu yang secara nash dapat difahami dari kalimat terjemah dari lagu tersebut, dimana dalam versi terjemahnya dikatakan "siapa datang mengancammu".
Kalimat mengancam itu lebih dekat kepada lafadz "tomikhon" dengan "kho" yang berarti sombong dari pada lafadz "tomihan" dengan "ha" yang lebih cenderung bermakna menghindari sesuatu.
Kemudian kalimat "himama" sebagai kalimat terakhir dalam lagu tersebut bermakna "mati" (al-Munjid: 152) diterjemahkan dalam lagu tersebut dengan kata "binasa".
Ada yang perlu diperhatikan dalam versi terjemah dalam lagu tersebut yaitu kalimat "duli".
Sebagian orang ada yang menyanyikannya "kan binasa di bawah dulimu" dengan hurup "L", ada juga yang membaca "durimu" dengan hurup "R", lalu mana yang benar?
"Duri" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti bagian tumbuhan yang runcing dan tajam.
Sedangkan kata "duli" di sana bermakna "debu", binasa dibawah dulimu artinya binasa bergelimpangan di tanah. menurut penulis kata duli lebih sesuai dari pada kata duri.
Baca Juga: Bedah Lagu Syubbanul Wathan (4): Inhadlu Alal Wathan atau Inhadlu Ahlal Wathan?
Demikian serial tentang bedah lagu "Syubbanul Wathan" oleh Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama Banten, Imaduddin Utsman al Bantani.
Pada akhir tulisannya, Imaduddin menyadari bahwa yang disampaikan dalam tulisan ini bukanlah kebenaran mutlak, dan sangat mungkin sekali salah.
Namun ia berharap, semoga dengan tulisan ini ada sedikit pencerahan, setidaknya bagi kita yang biasa menyanyikannya namun sedikit ada hal yang tidak terlalu difahami.
Selamat Hari Santri 2023
Jihad Santri, Jayakan Negeri.**
Artikel Terkait
Bedah Lagu "Syubbanul Wathan" (1): Meluruskan Kalimat "Yaa Lal Wathan" dan Terjemahannya
Bedah Lagu "Syubbanul Wathan" (2): "Hubbul Wathan Minal Iman", Bukan Hadits Tapi Maknanya Sahih
Bedah Lagu "Syubbanul Wathan" (3): "Wala Takum Minal Hirman" atau "Wala Takunu Fil Hirman"?
Bedah Lagu "Syubbanul Wathan" (4): "Inhadlu Alal Wathan" atau "Inhadlu Ahlal Wathan"?
Bedah Lagu "Syubbanul Wathan" (5): "Bilad" Artinya Berbagai Negeri dari Sabang Sampai Merauke yang Bersatu
Bedah Lagu "Syubbanul Wathan" (6): "Unwanul Fakhoma" Engkau Panji Martabatku...