berita

Bedah Lagu "Syubbanul Wathan" (7): "Tomihan" atau "Tomikhon"? Duri atau Duli? Berikut Ulasannya

Jumat, 20 Oktober 2023 | 17:57 WIB
ilustrasi rapat akbar NU (nu.or.id)

 

GRAHAMEDIA.ID - Mars "Syubbanul Wathan" atau yang popular di sebut lagu "Yaa Lal Wathan" diciptakan oleh Hadratusyaikh KH Abdul Wahab Chasbullah pada tahun 1916.

Lagu ini kerap dinyanyikan setelah lagu Indonesia Raya dalam setiap acara yang digelar kalangan Nahdliyyin.

Seperti misalnya pada peringatan hari santri 2023, lagu ini pasti akan dinyanyikan.

Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama Banten, Imaduddin Utsman al Bantani pada tahun 2021, seperti dikutip dari banten.nu.or.id, pernah mensyarah (menjelaskan/memaknai) lagu ini.

Ia mencoba mengurai beberapa kalimat yang belum seragam

Baris ketujuh dari lagu tersebut adalah:

كُلُّ مَنْ يَأْتِيْكَ يَوْماَ

Kullu May Ya’tika Yauma (setiap orang yang datang disuatu hari)

Baca Juga: Bedah Lagu Syubbanul Wathan (6): Unwanul Fakhoma Engkau Panji Martabatku...

Sampai disini kalimat tersebut belum difahami, kecuali dikaitkan dengan baris selanjutnya, yaitu:

طَامِحاً يَلْقَ حِماَمًا

Thomihay Yalqo Himama (ia datang- dalam keadaan sombong, maka ia akan menemui kebinasaan)

 

Halaman:

Tags

Terkini

 Jawa Tengah Siap Sambut Nataru, Inilah Kesiapannya

Minggu, 21 Desember 2025 | 16:40 WIB