GRAHAMEDIA.ID - Pekerja informal adalah penduduk yang bekerja dengan status pekerjaan berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, pekerja bebas, dan pekerja keluarga atau tak dibayar.
Bidang pekerjaan yang masuk dalam sektor pekerjaan informal misalnya pedagang kaki lima, sopir angkot, tukang becak, pedagang keliling, pedagang asongan, warung, toko kelontong, dan usaha-usaha kecil lainnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2020, terdapat 74,04 juta orang (sekitar 56,50 persen dari total jumlah penduduk Indonesia) bekerja pada kegiatan informal.
Jumlah penduduk Indonesia yang bekerja di sektor informal terus meningkat sejak masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: Percepat Target Program Satu Juta Rumah, Pengembang Rumah MBR Bakal Dapat Bantuan PSU
Pada Februari 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk yang bekerja di sektor informal mencapai 83,34 juta orang,
Jumlah pekerja informal saat ini sudah menunjukkan angka yang tinggi dan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu, dan tentunya keberadaan pekerja informal ini juga membutuhkan perumahan sebagai tempat tinggal.
Tetapi bagaimana akses pembiayaan pagi pekerja informal?
Pembiayaan perumahan masih menjadi kendala yang dialami oleh para pekerja informal untuk bisa memiliki rumah.
Baca Juga: Sejarah KPR Periode 2012-2017, Prioritisasi MBR melalui Program Satu Juta Rumah
Sebab, pekerja informal tidak dapat mengajukan pinjaman maupun kredit kepada bank.
Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki penghasilan tetap dan tidak tercatat dengan baik.
Indonesia yang memiliki 56,50 persen pekerja informal, sudah memberikan kebijakan bagi pekerja informal dalam mengakses pembiayaan perumahan.